Keberangkatan
menuju Korea Selatan dimulai dari Yogyakarta yaitu melalui Bandara
Internasional Adisutjipto pada pukul 22.00 yang seharusnya dijadwalkan pada
pukul 20.00 telah mengalami penundaan karena air traffic yang terjadi di bandara Adisutjipto. Rangkaian
penerbangan berikutnya yang dijadwalkan
berangkat dari Jakarta menuju Incheon adalah pukul 23.20. Perasaan cemas
menghantui karena tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta pada pukul
23.00. Waktu yang tersisa hanya 20 menit untuk melalui proses check-in pesawat dan imigrasi. Beruntung
pada saat itu maskapai yang digunakan adalah Garuda Indonesia, mereka
mendahulukan penumpang yang terlambat dan memberikan laluan dahulu kepada saya
untuk check-in. Dalam waktu yang
sesingkat itu saya berlari di bandara dari tempat check-in untuk segera menuju ke ruang tunggu pesawat karena pesawat
akan segera berlepas. Saat masuk ke pintu ruang tunggu terlihat rakan
seperjuangan menunggu yang akan menempuh suka duka bersama yaitu Ratna
Hartiningtyas. Setelah bertemu dengannya, kita berdua masuk ke pesawat bersama
dan perjalanan yang ditempuh dari Jakarta menuju Incheon kurang lebih selama 7
jam dan beda waktu antara Indonesia dan Korea adalah 2 jam lebih awal. Saya
tiba di Korea tepatnya ada tanggal 30 Agustus 2013 pada pukul 08.30 pagi. Saat
keluar dari pintu kedatangan, terlihat sosok lelaki berbangsa Korea memegang
kertas putih bertulisakan “Welcome to
Korea Isna Armawati and Ratna Hartiningtyas” perasaan senang dan terharu
menjadi satu karena akhirnya mimpi dapat terealisasikan pada saat itu. Dia
adalah buddy kami yang menjadi pendamping selama perkuliahan di KNU
berlangsung, namanya Choi Changyoon atau lebih akrab disebut Culbert. Setelah
bertemu dengannya, dia langsung membawa kami ke kampus KNU yang berlokasi di
Chuncheon yaitu sekitar 3 jam perjalanan dari bandara Incheon. Suasana letih
dan lelah terobati seketika menikmati pemandangan sepanjang perjalanan menuju
ke Chuncheon. Berbagai gedung pencakar langit yang megah menghiasi sepanjang
jalan tak lupa pula kebersihan kota di setiap sudut mata memandang.
Main Gate Kangwon National University
Setelah tiba di kampus KNU, buddy kami membatu untuk
melakukan registrasi asrama dan kantin. Saya memilih asrama putri on campus 국지원 (Gukjiwon) yang terletak di dalam kampus sehingga
memudahkan untuk menghadiri kelas. Di asrama ini per kamarnya terdiri dari
empat tempat tidur untuk dihuni empat orang mahasiswi. Setiap mahasiswi yang
mendaftarkan diri untuk tinggal di asrama diwajibkan untuk menjaga kebersihan
dan kenyamanan bersama dengan tidak boleh membuat keributan. Untuk memudahkan
mahasiswa asing memahami budaya korea secara langsung maka setiap pelajar
dipisahkan dari teman senegaranya. Saya tinggal bersama tiga orang mahasiswi yang
merupakan orang Korea, nama mereka adalah Eunkyeong, Ara dan Hyomin. Untuk
pertama kali sempat gugup sekiranya tidak bisa bersahabat baik tetapi ternyata
mereka sangat baik dan ramah. Saya belajar banyak dengan mereka terutama untuk
berkomunikasi menggunakan bahasa korea dalam kehidupan seharian. Penggunaan
bahasa formal (전대말) kepada senior serta informal (반말) kepada
junior. Di asrama juga disediakan Wi-Fi untuk akses internet, ruang belajar,
ruang istirahat, gym, tempat laundry,
dan vending machine.
Bersama buddy dan mahasiswa pertukaran pelajar di KNU
No comments:
Post a Comment