Monday, March 10, 2014

Journey to South Korea


Keberangkatan menuju Korea Selatan dimulai dari Yogyakarta yaitu melalui Bandara Internasional Adisutjipto pada pukul 22.00 yang seharusnya dijadwalkan pada pukul 20.00 telah mengalami penundaan karena air traffic yang terjadi di bandara Adisutjipto. Rangkaian penerbangan berikutnya  yang dijadwalkan berangkat dari Jakarta menuju Incheon adalah pukul 23.20. Perasaan cemas menghantui karena tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta pada pukul 23.00. Waktu yang tersisa hanya 20 menit untuk melalui proses check-in pesawat dan imigrasi. Beruntung pada saat itu maskapai yang digunakan adalah Garuda Indonesia, mereka mendahulukan penumpang yang terlambat dan memberikan laluan dahulu kepada saya untuk check-in. Dalam waktu yang sesingkat itu saya berlari di bandara dari tempat check-in untuk segera menuju ke ruang tunggu pesawat karena pesawat akan segera berlepas. Saat masuk ke pintu ruang tunggu terlihat rakan seperjuangan menunggu yang akan menempuh suka duka bersama yaitu Ratna Hartiningtyas. Setelah bertemu dengannya, kita berdua masuk ke pesawat bersama dan perjalanan yang ditempuh dari Jakarta menuju Incheon kurang lebih selama 7 jam dan beda waktu antara Indonesia dan Korea adalah 2 jam lebih awal. Saya tiba di Korea tepatnya ada tanggal 30 Agustus 2013 pada pukul 08.30 pagi. Saat keluar dari pintu kedatangan, terlihat sosok lelaki berbangsa Korea memegang kertas putih bertulisakan “Welcome to Korea Isna Armawati and Ratna Hartiningtyas” perasaan senang dan terharu menjadi satu karena akhirnya mimpi dapat terealisasikan pada saat itu. Dia adalah buddy kami yang menjadi pendamping selama perkuliahan di KNU berlangsung, namanya Choi Changyoon atau lebih akrab disebut Culbert. Setelah bertemu dengannya, dia langsung membawa kami ke kampus KNU yang berlokasi di Chuncheon yaitu sekitar 3 jam perjalanan dari bandara Incheon. Suasana letih dan lelah terobati seketika menikmati pemandangan sepanjang perjalanan menuju ke Chuncheon. Berbagai gedung pencakar langit yang megah menghiasi sepanjang jalan tak lupa pula kebersihan kota di setiap sudut mata memandang. 

 Main Gate Kangwon National University
           Setelah tiba di kampus KNU, buddy kami membatu untuk melakukan registrasi asrama dan kantin. Saya memilih asrama putri on campus 국지원 (Gukjiwon) yang terletak di dalam kampus sehingga memudahkan untuk menghadiri kelas. Di asrama ini per kamarnya terdiri dari empat tempat tidur untuk dihuni empat orang mahasiswi. Setiap mahasiswi yang mendaftarkan diri untuk tinggal di asrama diwajibkan untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan bersama dengan tidak boleh membuat keributan. Untuk memudahkan mahasiswa asing memahami budaya korea secara langsung maka setiap pelajar dipisahkan dari teman senegaranya. Saya tinggal bersama tiga orang mahasiswi yang merupakan orang Korea, nama mereka adalah Eunkyeong, Ara dan Hyomin. Untuk pertama kali sempat gugup sekiranya tidak bisa bersahabat baik tetapi ternyata mereka sangat baik dan ramah. Saya belajar banyak dengan mereka terutama untuk berkomunikasi menggunakan bahasa korea dalam kehidupan seharian. Penggunaan bahasa formal (전대말) kepada senior serta informal (반말)  kepada junior. Di asrama juga disediakan Wi-Fi untuk akses internet, ruang belajar, ruang istirahat, gym, tempat laundry, dan vending machine.

Bersama buddy dan mahasiswa pertukaran pelajar di KNU

No comments:

Post a Comment